Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Transfer Belajar dalam Pembelajaran Matematika

Transfer Belajar dalam Pembelajaran Matematika
A. Jenis Transfer Belajar
          Dalam kaitannya dengan belajar matematika terdapat tiga jenis transfer belajar, yaitu:
  1. Teori disiplin formal
  2. Teori unsur-unsur identik
  3. Teori pengorganisasian kembali pemahaman
1. Teori disiplin formal
          Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ilmu jiwa itu tersusun dari beberapa macam daya yaitu a) Ingatan. Penyimpanan apa yang dipelajari untuk dimasukkan ke dalam ingatan. Proses menggali ingatan ini dapat dipengaruhi oleh stimulus, misalnya guru akan mengajarkan operasi penjumlahan dan pengurangan kepada siswa. Yang perlu dipersiapkan sebelum kegiatan pengajaran tersebut adalah mengingat operasi penjumlahan dan pengurangan. b) Pendugaan. Pendugaan adalah anggapan tentang sesuatu tanpa membuktikan terlebih dahulu. c) Menganalisis. Menganalisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa atau perbuatan untuk mengetahui yang sebenarnya. d) Mensintesis yaitu mampu menyisipkan bilangan yang tidak diketahui.

2. Teori unsur-unsur identik
          Menurut teori ini transfer terjadi, jika antara stimulus yang lalu atau hasil belajar yang lalu dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang dihadapi terdapat aspek-aspek yang sama. Dengan kata lain, transfer terjadi hanya bila kedua peristiwa belajar itu terdapat unsur-unsur yang identifk (sama).
          Di dalam belajar matematika, bila siswa telah menguasai konsep atau teorema baru, respon peserta didik terhadap konsep atau teorema yang terdahulu harus otomatis. Misalnya: seorang siswa dapat dengan efektif menguasai proses perkalian dan pembagian jika siswa tersebut telah terampil mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan.

3. Teori pengorganisasian kembali pemahaman
          Teori pengorganisasian kembali pengalaman tercermin dalam kegiatan mengajar yang berbentuk penemuan. Jika pengajaran menyajikan konsep atau teorema baru matematika kepada siswa, maka siswa harus aktif terlibat menemukan konsep atau teorema dan kemudian mengaplikasikannya.

B. Peranan Guru dalam Meningkatkan Transfer
          Adalah suatu sikap keliru guru hanya mengerjakan materi pelajaran untuk mata pelajaran yang dipegangnya tanpa menghubungkannya dengan mata pelajaran yang lain yang sebenarnya mempunyai kesamaan. Kesamaan unsur-unsur tertentu dalam mata pelajaran tertentu itu dapat ditransfer secara timbal balik. Agar transfer dalam belajar terjadi, prinsip korelasi mutlak diperlukan sebagai jembatan penghubung antara materi pelajaran yang telah dikuasai sebelumnya dalam mata pelajaran yang berbeda.
         Pemberian mata pelajaran dengan penjelasan yang lebih mendekati realitas kehidupan sehari-hari, membuat hasil belajar lebih bermakna. Mata pelajaran tidak lagi dianggap terpisah, tetapi merupakan bagian dari kehidupan. Anak didik tidak lagi menganggap mata pelajaran sebagai teori tanpa guna, tetapi ia dianggap sebagai mata pelajaran yang hasil dari mempelajarinya dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan di luar sekolah.
         Berbagai mata pelajaran yang dipelajari di sekolah bukanlah tanpa guna. Guru harus menjelaskan bahwa mata pelajaran yang dipelajari di sekolah akan bernilai guna dalam kehidupan di masyarakat. Penguasaan mata pelajaran matematika dapat digunakan untuk jual beli di pasar. Penguasaan mata pelajaran sosiologi dapat digunakan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat. Penjelasan tentang nilai guna mata pelajaran akan meningkatkan transfer dalam belajar. Itulah hasil belajar yang produktif, tepat guna, dan berguna bagi masyarakat dan bagi anak itu sendiri.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Transfer Belajar
         Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya transfer belajar adalah sebagai berikut:
1. Taraf Inteligensi dan Sikap
        Faktor ini berasal dari anak didik, dan berkisar pada masalah kapasitas dasar (kemampuan dasar), sikap, minat anak didik, dan lain sebagainya. Kapasitas dasar atau kemampuan dasar adalah membantu timbulnya transfer belajar. Anak yang pandai cenderung memiliki transfer belajar yang tinggi, dan sebaliknya anak yang kurang pandai cenderung memiliki transfer yang rendah (minim). Oleh karena itu tidak dapat mempertahankan semua sesuatu informasi yang telah didapat dalam jumlah yang cukup banyak.

2. Metode Guru dalam Mengajar
         Faktor ini berasal dari guru dan berkisar antara lain pada penguasaan persiapan, alat peraga, pemilihan bahan, dan sebagainya. Dengan bahan yang sama akan menghasilkan hasil yang berbeda, disebabkan perbedaan dalam pemakaian metode mengajar. Hasil belajar yang dihasilkan dengan penggunaan metode diskusi tentu saja lebih tinggi daripada kadar kemampuan yang dihasilkan dengan penggunaan metode ceramah. Dalam metode diskusi anak didik lebih aktif daripada guru. Sedangkan metode ceramah cenderung membuat anak didik pasif, selalu berada pada posisi menerima, tidak ada saling memberi dan saling menerima di kalangan anak didik, sehingga informasi yang disampaikan tak dapat diserap dengan baik, disebabkan daya konsentrasi anak didik yang semakin menurun. Kerapian pengorganisasian informasi dalam struktur kognitif dapat melicinkan jalan ke arah timbulnya transfer belajar.

3. Isi Mata Pelajaran
          Hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain menjadi penengah yang dapat menimbulkan transfer dalam belajar. Suatu mata pelajaran yang dapat dikuasai bisa dijadikan landasan untuk menguasai mata pelajaran lain yang relevan, baik kaidah maupun prinsip-prinsipnya. Penguasaan kaidah mata pelajaran bahasa Indonesia misalnya, dapat digunakan untuk mempelajari mata pelajaran bahasa Inggris, begitu pula sebaliknya. Penguasaan keterampilan membuat surat tertentu, dapat ditransfer kepada keterampilan lain yang masih dalam ruang lingkup tulis menulis surat. Begitu juga dengan matematika dapat dihubungkan dengan mata pelajaran seperti Fisika, Biologi dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
  • Djamarah, Bahri Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
  • Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Proyek Pengembangan IPTEK. 
Semoga postingan: Transfer Belajar dalam Pembelajaran Matematika ini bisa bermanfaat. Mohon keikhlasan hatinya, membagikan postingan ini di media sosial bapak/ibu guru dan adik-adik sekalian. Terima kasih.

Post a Comment for "Transfer Belajar dalam Pembelajaran Matematika"